Seni Kriya atau sering kita menyebutnya dengan Kerajinan Tangan menurut Zoet Mulder dalam kamus jawa kuno – indo {1995-520}, kata kriya berasal dari bahasa sankerta yang artinya pekerjaan, tindakan,dan khususnya pekerjaan yang berkenaan dengan upacara keagamaan. Dalam KBBI, 1995, 531: kriya yaitu suatu pekerjaan atau kerajinan tangan. Pendapat Rasjoyo dalam bukunya yang berjudul seni rupa untuk SMA, seni kriya yaitu seni yang bertujuan menyajikan kebutuhan hidup sehari-hari.
Kemudian Rasjoyo menambahkan, Seni
kria adalah Kerajinan tanggan ,karya pertama (sample), sedangkan karya berikutnya menjadi benda
kerajinan. Seni kriya juga di artikan sebagai suatu karya seni yang penekanan
pekerjaannya pada tangan (keterampilan tangan). Dari revolusi industri di
inggris pada abad 18, muncullah seorang Bapak kriya modern yang sangat ahli
dalam industri yaitu “WILLIAM MORES dan temannya “JOHN RUSKIN. Seni kriya
sebenarnya tidak bisa lepas dari seni rupa, keduanya tumbuh dan berkembang
dengan sejajar . kalau seni rupa menitik beratkan nilai estetika, maka seni
kriya lebih mengutamakan segi fungsi (aplikasi).
Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang
tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs
Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi
karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk
menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul Haryono:
2002).
Dalam perkembanganya ,seni kriya
tidak dapat melepaskan diri dari unsur rupa .Sentuhan-sentuhan estetik sangat
penting untuk mewujudkan karya seni kriya yang “adi luhung” .Karena aspek
fungsi menempati porsi utama, maka seni kriya harus mempunyai nilai “Ergonomis”
yang meliputi :
- Kenyamanan
- Keamanan
- Keindahan (ESTETIKA)
Kriya adalah kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.
Kriya bisa “meminjam” banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang perupa. (wikipedia)
mantap artikelnya..
ReplyDeletewww.kiostiket.com